Tak Dapat Memiliki
Oleh : Yosua Yokho Pasande
Hari itu panas terik menusuk
diriku yang sedang berbaris di lapangan. Aku seorang siswa SMA di
Jakarta. Namaku Riko , aku tinggi , kulitku coklat , dan rambutku pendek. Aku
senang bermain basket. Saat itu aku sedang mengikuti upacara di lapangan
bersama dengan siswa baru lainnya. Aku masuk di SMA ini bersama sahabatku dari
kecil bernama Doni . Doni yang tingginya sama denganku , kulitnya putih dan rambutnya agak panjang.
Aku dan Doni sudah berteman lama. Kami memutuskan sama-sama masuk sekolah yang
sama setelah SMP. Kami sudah bersahabat dari kecil . Bahkan Doni sudah aku
anggap sebagai saudaraku sendiri. Kami berdua mengikuti upacara dengan saksama.
Aku dan Doni berdiri di belakang. Panas matahari sangat terasa pagi itu. “Dion , panas banget nih lu
ga takut item ?” tanyaku pada Dion karena bosan mendengar sambutan dari kepala
sekolah. Dion yang daritadi serius memperhatikan terpecah konsentrasinya karena
pertanyaanku. “ Hahahah , ga lah gw kan emang dasarnya putih jadi ga bakal
item” jawab Dion tertawa. Dion orangnya asik dan lucu. Ia sangat menghargai
orang lain dan peduli kepada siapapun.
“Perfect”
Ucapku dalam hati yang sudah mengetahui sosok sahabtku yang
satu ini. Semua orang pasti mau berteman sama dia. Apalagi cewek , pasti mau
jadi pacar Dion. Aku selalu berpikir ia lebih dalam segala hal . Walaupun
masalah cinta aku yang lebih menang dari Dion. Karena selama ini kau belum
pernah mendengar Dion mempunyai pacar. Ia memang terkesan agak dingin untuk
ukuran cowok keren.
Lamanya aku berpikir , tidak terasa upacara sudah selesai.
Aku bahkan tidak mendengar sambutan dari kepala sekolah. Karena asiknya aku
berpikir tentang Doni . Setelah upacara semua siswa menuju kelas masing-masing
yang sudah dibagikan. Hal yang paling lucu adalah aku sekelas dengan Doni. Hal
itu sangat mengejutkanku. Karena sudah terbiasa dengan Dion , kami pasti
memilih duduk di barisan belakang.
Kami duduk di barisan belakang , sampai tidak lama
seorang cewek cantik masuk ke kelas.
Semua pandangan menuju ke cewek itu. Aku dan Doni juga ikut terpukau melihat
cewek itu. Cewek yang tingginya kurang lebih 158 cm , kulitnya putih , langsing
dan rambutnya panjang. “Cantik” sontak aku berkata demikian tanpa sadar. “Iya “
Doni juga mengatakan hal yang sama tanda setuju dengan pendapatku. Aku sangat
ingin tahu nama cewek itu. Alasan juga kami senang duduk di belakang agar dapat
melihat teman-teman sekelas dengan jelas dan di tambah cewek itu. Kemudian guru
wali kelas masuk dan meminta semua memperkenalkan namanya satu per satu. Ini
adalah saat yang paling aku tunggu . Akhirnya aku akan tahu siapa nama cewek
itu. Semua memperkenalkan satu per satu sampai akhirnya cewek itu. Ternyata
namanya Angel.
“Wow “ dalam hatiku berkata . Namanya pas dengan orangnya.
Namanya Angel sangat cocok. Aku terus memperhatikan cewek itu . Aku sangat
terpana , sampai pada hari itu mulai ada rasa yang berbeda. Setiap hari aku
terus memperhatikan Angel . Aku selalu memperhatikan setiap saat , terkadang
aku mengikutinya ke kantin , ke perpus , dan ke taman. Aku sangat menyukainya ,
sampai-sampai aku lupa memperhatikan sahabatku sendiri Doni. Aku sangat
menyukainya dan ada rasa ingin mengatakannya suatu hari nanti.
Suatu hari di taman , aku melihat Doni duduk di taman. Aku
bingung sendiri , karena jarang sekali seorang Doni duduk di taman pada pagi
hari. Aku yang ingin menghampirinya kemudian kaget. Melihat Angel tiba-tiba
datang , menghampiri Doni yang sedang duduk di taman. Aku yang kaget
memperhatikan dari kejauhan. Ada apa antara Doni dan Angel. Baru kali ini aku
melihat Doni duduk di taman . Aku sangat kenal Doni , sangat jarang sekali ia
akan duduk di taman . Ditambah dengan seorang wanita yang menemaninya. Hatiku
ini terasa terbakar hebat . Aku belum berani menarik kesimpulan , karena Doni
sendiri adalah sahabat baikku. Namun melihat mereka berdua membuat hatiku panas
dan kesal. Katrena tidak tahan aku meninggalkan mereka berdua duduk di taman
dan menuju ke kelas. 5 menit sebelum bel masuk Doni sudah masuk . Aku melihat
ia tersenyum bahagia. Aku tidak tahu alasannya , namun ia terlihat sangat
bahagia seperti orang yang mendapat hadiah undian. Karena kesal aku tidak
menanyakan alasan Doni senang. Aku hanya diam dan berpikir ada hubungan apa
diantara mereka. Tetap saja di kelas aku memperhatikan Angel . Setelah tak berapa
lama , aku melihat ternyata Doni juga memperhatikan Angel. Aku menjadi kesal
sendiri melihat tingkah Doni. “Apa dia sainganku dalam mendapatkan hati Angel”
ucapku dalam hati. Setiap hari aku terus memperhatikan mereka berdua. Doni
mengantar pulang Angel . Sering aku mengajak Doni nongkrong , namun ia selalu
beralasan sibuk dan sebagainya. Lama-lama aku mulai marah dan curiga. Hal yang
aku rasakan takut terjadi. Setiap hari aku terus memperhatikan kedekatan mereka
berdua. Aku sudah tidak tahan.
Minggu aku mengajak Doni bertemu di taman. Awalnya ia tidak
mau namun karenaku bilang penting maka ia mau datang. Tidak lama kemudian Doni
datang , dan satu hal membuatku kaget . Doni datang bersama Angel. Aku yang
awalnya tenang menjadi marah. Kemudian aku mencoba menahan amarahku . Kemudian
aku merasa ini sudah waktunya. Aku tidak ingin menahan perasaan ini lebih lama.
Karena ada Angel aku langsung mengungkapkan isi hatiku selama ini kepadanya.
Setelah aku mengungkapkan perasaanku Angel terlihat sedih dan menunduk. Aku
sudah mempunyai perasaan tidak enak. Ternyata benar Angel sudah berpacaran
dengan Doni. Dan selama ini Doni diam saja karena tidak ingin menyakiti
perasaanku. Aku sangat terpukul mengetahui hal itu. Aku yang mendengar mencoba
manahan air mataku yang terasa ingin terjatuh. Namun ternyata aku tidak bisa.
Aku menangis kecil. Dengan keberanian aku mengucapkan selamat kepada Doni dan
Angel. Awalnya aku marah , namun aku sadari bahwa cinta itu tidak harus
memiliki. Aku berusaha ikut senang dengan hubungan Doni dan Angel . Memang
awalnya sakit namun lama-lama aku ikut bahagia. Hubungan Doni dan Angel tidak
merusak persahabatan kami berdua. Aku mulai menyadari tidak semua hal yang kita
inginkan dapat terpenuhi dan tidak selamanya cinta harus memiliki.